MEDITASI

Lahir
sebagai manusia adalah berkah yang amat mulia, karena dengan lahir sebagai
manusia kita dapat berlatih rohani agar tidak lahir di alam-alam sengsara
(binatang, neraka, setan) dan menyeberangi lautan kelahiran dan kematian
(samsara). Dari 84.000 pintu, pintu manusia yang terakhir, jadi kita tidak boleh
mensia-siakan kehidupan manusia lagi. Dengan melakukan meditasi secara rutin dan
berusaha menjalankan sila maka kita telah menciptakan karma baik yang berlimpah
sehingga dapat lahir di alam bahagia. Meditasi juga akan menimbulkan
kebijaksanaan sehingga dengan kebijaksanaan ini kita dapat membedakan mana yang
benar dan salah.
Dalam
Dhammapada dikatakan:
“Dari
meditasi timbullah kebijaksanaan, karena tak bermeditasi hilanglah
kebijaksanaan. Dengan mengetahui jalan yang maju dan mundur ini, seseorang
sepatutnya menempatkan dirinya sedemikian rupa sehingga kebijaksanaannya
bertambah” (Dhammapada BAB XX: 282)
Setelah
mengetahui sedikit banyak arti meditasi dan manfaat meditasi seyogianya kita
sebagai manusia harus berusaha setahap demi setahap melakukan latihan rohani,
agar hidup kita baik didunia maupun setelah kita meninggal akan berada didalam
cahaya terang dan dilindungi oleh para Buddha dan Bodhisattva.
CAHAYA
Cahaya
begitu penting bagi kehidupan manusia. Jika dibumi ini tidak ada cahaya matahari
maka
bumi ini tidak
ada kehidupan lagi. Di malam hari kita memerlukan lampu listrik untuk menerangi
rumah kita. Cahaya amat dibutuhkan baik pagi, siang dan malam hari. Bagaimanakah
didalam batin kita? Buddha Sakyamuni mengatakan semua makhluk didalam triloka
diliputi kegelapan batin (avijja). Batin kita gelap maka kita memerlukan cahaya
untuk meneranginya.
Cahaya
peneranganlah yang dapat menyinari batin kita. Penerangan berasal dari kata “terang” yang berarti cahaya. Bodhidharma salah satu master zen
mengatakan, ”Jika kita bermeditasi melihat cahaya terang
seperti terangnya matahari berarti kita telah mencapai penerangan, pengalaman
ini cukup kita saja yg tahu”. Didalam Sutra Maha Kesadaran yang
Sempurna, Buddha Sakyamuni mengatakan:
”Pada
dasarnya jati diri ini suci bersih, terang benderang, tenang, tanpa reaksi,
tidak lahir dan tidak musnah. Ia adalah sari pribadi Buddha (Hakikat
Buddha)”.
Penerangan
sebenarnya kita mengalami cahaya jati diri kita sendiri yang terang benderang
seperti ribuan cahaya matahari yang berada di sepuluh penjuru. Cahaya ini adalah
cahaya abadi yang bersemayam dalam tubuh semua makhluk.
Buddha
Sakyamuni menyebutnya sebagai Hakikat Kebuddhaan. Jadi
ketika meditasi cahaya kita memusatkan pikiran pada Cahaya Kebuddhaan yang
bersemayam dalam tubuh kita. Cahaya ini bukan diluar melainkan adalah cahaya
yang berasal dari batin.
Dalam
Udana VIII:3 Buddha Sakyamuni mengatakan:
“Ketahuilah para bhikkhu bahwa ada sesuatu
yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak.
Duhai para Bhikkhu, apabila tidak ada yang tidak dilahirkan, yang tidak
menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak maka tidak akan mungkin kita dapat
bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan dan pemunculan dari sebab yang
lalu. Tetapi para bhikkhu karena ada yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma,
yang tidak tercipta, yang mutlak, maka ada kemungkinan untuk bebas dari
kelahiran, penjelmaan, pembentukan, dan pemunculan dari sebab
lalu”.
Ada
yang sejati yang dapat membebaskan kita dari kelahiran dan kematian yaitu Cahaya
Kebuddhaan yang terang benderang yang berada di 10 penjuru. Cahaya sejati ini
akan mengusir kegelapan batin dalam diri kita yang sudah begitu gelap karena
kebodohan, keserakahan, dan kebencian yang telah berakar selama ribuan bahkan
milyaran kehidupan. Buddha Sakyamuni juga mengatakan, ”Semua mahkluk memiliki Sifat Kebuddhaan dan
bisa menjadi Buddha”. Murid-murid Buddha Sakyamuni telah mengalami
Cahaya Sejati waktu mereka bermeditasi yang luasnya di sepuluh penjuru yang
terang benderang ketika mereka mengalami penerangan.
Inilah
beberapa pengalaman penerangan murid-murid Buddha Sakyamuni didalam Surangama
Sutra:
1.
Subhuti
(arahat) memasuki cahaya mulia Thatagatha yang luasnya
bagaikan lautan dan jagad raya.
2.
Sariputra
(arahat) mencapai persepsi pengelihatan yang terang dan sempurna.
3.
Sundarananda
(arahat) tubuh dan pikirannya menjadi terang, setiap tarikan nafasnya
berubah menjadi cahaya yang menerangi 10
penjuru.
4.
Mahamaudgalyayana
(arahat) duduk didalam keheningan memungkinkan cahaya dari pikiran
muncul.
5.
Bodhisattva
cahaya kristal, tubuh dan pikiranku memancarkan cahaya yang menerangi segala dunia
tanpa rintangan.
6.
Bodhisattva
Akasagarbha, pikiranku berubah bagaikan cermin yang memancarkan cahaya mulia misterius yang menembus 10
penjuru.
7.
Bodhisattva
Maitreya, bila pikiran sadar menjadi terang dan murni, seseorang
menyadari realitas utuh.
“Dia
yang hidup seratus tahun yang tak memahami keadaan tanpa kematian maka hidup
satu hari terlebih baik bila ia memahami yang tanpa kematian” (Dhammapada Bab
VIII : 114)
MANFAAT
MEDITASI
Manfaat
meditasi cahaya antara lain:
1.
Membuat
hati lebih tenang dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Menimbulkan
kekuatan dan kebijaksanaan dalam menghadapi persoalan-persoalan
kehidupan.
3.
Mengikis
karma-karma buruk.
4.
Dapat
lahir di alam bahagia.
5.
Mengikis
kotoran batin (kebencian, keserakahan, kebodohan).
6.
Menemukan
jati diri.
7.
Dan
lain-lain.
“Bangunlah,
sadarkan dirimu, janganlah lengah. Ikutilah hukum kebajikan. Dia yang
mempraktekkan kebajikan, hidup dengan bahagia baik di dunia ini maupun kelak di
alam lain. (Dhammapada Bab XIII :
168)
GURU
MEDITASI
Guru
meditasi adalah seseorang yang dapat membimbing muridnya didalam latihan
meditasi. Seorang guru meditasi harus bisa menjaga muridnya baik jauh maupun
dekat, bahkan di alam-alam rohani. Guru meditasi setidaknya harus
memiliki 3 badan yaitu:
1.
Tubuh
jelmaan: Tubuh jelmaan diciptakan untuk menjaga muridnya baik jauh dan dekat
sehingga muridnya dapat dilindungi dari bahaya dalam berlatih rohani seperti
jebakan iblis. Tubuh jelmaan wujudnya sangat indah dan menabjubkan. Tubuh
jelmaan ini juga diciptakan untuk mengajar di alam-alam rohani yang tidak
terlihat oleh mata biasa.
2.
Tubuh
cahaya: Tubuh cahaya merupakan hakikat sejati dari Sang Guru. Cahaya ini ada
dimana-mana. Cahaya ini hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang mata
kebijaksanaannya telah terbuka.
3.
Tubuh
jasmani: Tubuh jasmani digunakan untuk mengajar manusia. Mengajar manusia harus
memakai badan manusia inilah hukum alam.
Meditasi
merupakan perjalanan rohani, jadi seorang Guru harus bisa menjaga muridnya baik
jauh dan dekat karena di alam rohani banyak rintangan yang menghadang. Di setiap
alam dikuasai oleh mahkluk-mahkluk yang mempunyai kekuatan gaib yang dapat
menipu kita, bahkan mereka bisa menyamar menjadi orang suci untuk mengelabui
kita.
Para
suci India selalu mengatakan:
"Carilah seorang
Satguru untuk perjalanan rohani, tanpa Satguru jalan rohani penuh resiko dan
bahaya. Meskipun ada ratusan bulan, meskipun ada ribuan matahari yang
memancarkan cahayanya, tanpa Satguru semuanya gelap gulita. Bila Sabda tidak
ada, kegelapan merajalela. Kita tidak akan memperoleh apa-apa dan senantiasa
datang dan pergi. Satguru memiliki kuncinya, tak ada seorang pun yang dapat
membuka pintunya. Bila seseorang bernasib baik, ia akan bertemu dengan
Satguru".
Dalam
Sutra Vimalakirti dikatakan, Bodhisatva Jagatimdhara pernah ditipu oleh iblis
yang menjadi dewa sakra yang ingin memberikan 12.000 peri untuk melayani
Bodhisatva Jagatimdhara. Namun Bodhisatva Vimalakirti muncul dengan seketika dan
mengatakan kepada Bodhisatva Jagatimdhara bahwa itu bukan dewa sakra melainkan
iblis yang mengganggunya. Iblis ketakutan karena penyamarannya terbongkar dan
mencoba melarikan diri.
Berlatih
rohani seorang diri amat berbahaya, seperti berjalan diatas jurang setiap
langkah dapat membunuh kita. Buddha Sakyamuni pun telah banyak menjadi murid
guru rohani sebelum Ia mencapai tingkat Buddha. Jika kita ingin pandai berbahasa
inggris maka kita harus mencari guru bahasa inggris yang pintar, demikian pula
bagi seseorang yang ingin mencapai penerangan harus mencari seorang guru
penerang yang dapat membantunya mengalami cahaya penerangan. Dikatakan dalam
Sutra Maha Kesadaran yang Sempurna Buddha Sakyamuni bersabda:
“O
putra berbudi! Ketahuilah, apabila para umat yang berada dimasa perode dharma
terakhir bertekad membangkitkan bodhicittanya atau mencurahkan perasaan maha
welas asihnya kepada umat yang sengsara, maka mereka harus berguru kepada
tokoh-tokoh bijak yang benar memiliki pandangan benar dan pengertian
benar”.
Guru
yang baik akan membimbing kita sampai tujuan dan mengarahkan pikiran keliru ke
arah pikiran benar. Seperti pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita
kunjungi, maka setidaknya kita memiliki peta dan lebih baik lagi kita memiliki
pemandu agar kita tak tersesat dan bertanya kepada pemandu hal yang tidak kita
mengerti. Inilah salah satu faktor mengapa Buddha Sakyamuni juga menyarankan
kepada manusia pada periode dharma terakhir untuk menemukan seorang Guru yang
bijaksana.
“Andaikata
seseorang melihat seorang bijaksana yang mendekati dirinya yang menunjukkan apa
yang seharusnya dihindari, hendaknya ia mengikuti orang bijak semacam itu
sebagaimana ia mengikuti orang yang mau menunjukkan harta kekayaan yang
terpendam. Adalah baik dan tidaklah tercela mengikuti jejak orang bijak”.
(Dhammapada Bab VI : 76)
WAKTU,
TEMPAT, DAN SIKAP
MEDITASI
Setiap waktu adalah baik jika kita
dapat fokus dan bermeditasi. Masalahnya sebagian dari kita harus mencari nafkah
untuk kehidupan dan keluarga kita, sehingga harus dapat melihat situasi dan
kondisi yang cocok. Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk meditasi karena
tubuh dan pikiran telah istirahat selama tidur malam. Waktu pagi hari yang baik
sekitar pukul 03.00-06.00 pagi. Siang hari pukul 12.00-14.00 siang dan malam
hari pukul 19.30-21.30 malam. Jika kita sibuk setelah bekerja seharian kita
dapat melaksanakan meditasi siang jika ada waktu dan malam setelah bekerja.
Selama 24 jam kita menyisihkan waktu lebih kurang setengah jam untuk
bermeditasi. Setidaknya kita mengumpulkan harta rohani yang kelak kita gunakan
setelah kita meninggal nanti.
Tempat meditasi sesuai dengan
keserasian orang yang melakukan meditasi. Ada meditator yang suka bermeditasi di
kamar, ruang tamu, ruang kosong, vihara, dan sebagainya. Selama meditasi, siswa
akan dijaga jelmaan Guru yang tidak terlihat oleh mata biasa tapi jika mata dewa
siswa telah terbuka ia akan dapat melihat jelmaan Guru duduk didekatnya waktu
bermeditasi sehingga ia merasa aman. Inilah salah satu kegunaan guru jelmaan
yang bisa menjaga siswanya baik jauh maupun dekat, jadi siswa merasa aman dan
terhindar dari gangguan-gangguan yang tidak terlihat.
Sikap meditasi yang baik adalah
dapat duduk bersila dan tubuh tegak. Pikiran rileks dan lupakan semua masalah
duniawi sehingga kita mudah memasuki Samadhi. Kebahagiaan yang didapat dari
meditasi melebihi harta duniawi jadi jangan heran kenapa banyak raja-raja,
pangeran-pangeran dan lainnya melepaskan harta duniawi untuk mencari harta
rohani yang belum pernah mereka dapat sebelumnya. Harta rohani tidak menimbulkan
kegelisahan dan kekhawatiran seperti harta duniawi yang tidak kekal namun
menimbulkan kesukacitaan dan kebahagiaan yang luar biasa.
“Mereka
yang bertekad menguasai pikirannya yang jauh mengembara, tunggal, tak berbentuk
yang terletak dilubuk hati niscaya akan terbebas dari belenggu- belenggu mara”.
(Dhammapada Bab III : 37 )
MATA
KEBIJAKSANAAN
Di
India, jika murid seorang guru telah mencapai penerangan maka gurunya menitikkan
tanda merah ditengah dahinya sebagai tanda jika murid tersebut telah mencapai
penerangan. Jika kita melihat gambar Buddha dan Bodhisatva, ada titik merah
ditengah dahi mereka sebagai tanda bahwa mereka telah mencapai
penerangan.
Buddha
Sakyamuni menyebutnya sebagai mata dharma atau mata kebijaksanaan. Jika mata kebijaksanaan kita terbuka, maka
kita dapat melihat cahaya sejati dari Buddha. Sewaktu Buddha Sakyamuni
membabarkan Anattalakkhana Sutta, Kondanna memperoleh mata dharma sehingga ia
dapat mengerti tentang khotbah tersebut dan akhirnya mencapai kesucian. Didalam perjalanan Buddha Sakyamuni
membabarkan kebenaran, banyak orang yang mata dharmanya terbuka dan mencapai
kesucian setelah mendengarkan khotbahnya.
Jika
mata kebijaksanaan kita terbuka maka dengan demikian kita akan lebih bijaksana.
Dalam Sutra Amitayur Dhyana Sutra, Buddha Sakyamuni menyinggung tentang mata
kebijaksanaan. Buddha Sakyamuni mengatakan:
“Mereka
yang bermeditasi pada Buddha Amitayus hendaknya memulai dengan satu ciri atau
tanda tunggal, pertama mereka hendaknya pada lingkaran pada rambut putih yang
terletak diantara kedua alisnNya. Setelah melakukan ini 84 ciri dan tanda alami
akan segera muncul didepan mata mereka. Mereka akan melihat Buddha Amitayus dan
semua Buddha yang tidak terhitung di sepuluh penjuru”.
Amitabha
artinya cahaya tanpa batas, Amitayus artinya waktu yang tak terhingga. Hal ini mengingatkan kepada kita tentang jati
diri kita yaitu cahaya yang terang benderang, tidak lahir dan tidak mati, jika
ingin melihat cahayanya kita harus membuka mata kebijaksanaan kita.
Mata
kebijaksanaan atau disebut juga mata dharma berbeda dengan mata dewa. Jika mata
kebijaksanaan kita terbuka maka kita bisa melihat cahaya Buddha atau tubuh
Dharmanya yang begitu terang. Mata kebijaksanaan membawa kita kejalan
penerangan. Hanya seorang guru sejati
saja yang dapat membuka mata kebijaksanaan ini, karena ia mempunyai
kuncinya.
Waktu
bermeditasi cahaya, murid harus memusatkan pikirannya di mata kebijaksanaan yang
berada di tengah-tengah dahi. Pada awalnya murid akan melihat percikan cahaya
yang kemudian menjadi cahaya warna-warni. Cahaya warna-warni ini pun semakin
terang benderang, lama-kelamaan cahaya yang terang benderang ini berubah menjadi
wujud Buddha, Bodhisattva, mahkluk-mahkluk suci, para dewa, alam
Buddha-Bodhisattva, dan sebagainya.
Dikatakan
dalam Amitayur-dhyana Sutra, jika kita dapat melihat Buddha Bodhisattva seperti
Buddha Amitabha, Bodhisattva Avalokitesvara, dan sebagainya dalam meditasi, maka
dapat membebaskan kita dari karma-karma buruk selama banyak kalpa dan terlahir
di alam bahagia.
ABHINNA
Abhinna
adalah kekuatan batin luar biasa yang didapat dari meditasi. Setelah murid
berlatih dalam beberapa waktu maka kemungkinan kekuatan batin dalam dirinya bisa
muncul. Kekuatan batin itu seperti dapat membaca pikiran orang lain, melihat
benda yang jauh atau tidak kasat mata (mata dewa), mendengar suara-suara yang
jauh (telinga dewa), melihat masa depan dan masa lalu, meramal, melihat karma
seseorang, dll.
Kekuatan
batin ini bisa aktif karena kita bermeditasi dengan tekun, namun guru melarang
keras kepada murid untuk memamerkannya didepan umum karena hal itu bisa
menjauhkan siswa dari Dharma. Kita berlatih rohani untuk mengikis kotoran batin
seperti kebencian, kebodohan, keserakahan, dan mengakhiri roda kelahiran dan
kematian yang akhirnya membawa kita ke Nibbana (kebahagiaan tertinggi). Buddha Sakyamuni pun tidak suka
murid-muridnya mempertontonkan kekuatan gaib kecuali bila terpaksa.
Suatu
saat ketika Sang Buddha tinggal di Nalanda di Hutan Pavarika, seorang umat yang bernama Kevaddha datang kepada Beliau, memberi
hormat dan berkata, “Yang Mulia, Nalanda adalah sebuah kota yang berhasil,
masyarakat yang tinggal di Nalanda hidupnya makmur, dan mereka mempunyai
keyakinan terhadap Sang Bhagava. Yang Mulia, akan lebih baik jika Sang Bhagava
menunjuk seorang bhikkhu untuk memperagakan satu keajaiban dari kekuatan
supernormal, sehingga orang-orang Nalanda akan menjadi lebih yakin kepada Sang
Bhagava”. Sang Buddha menjawab, “Kevaddha, Tathagata tidak mengajarkan Doktrin
kepada para bhikkhu dalam cara itu”. Sang Buddha memberikan jawaban yang sama
ketika pertanyaan yang sama diajukan kepada Beliau untuk kedua dan ketiga
kalinya. Setelah ketiga kalinya, Sang Buddha menjawab bahwa ada tiga macam
keajaiban supernormal:
1.
Keajaiban
dari kekuatan supernormal untuk tampak menjadi
banyak menembus
dinding, terbang di udara, menyelam ke dalam tanah, berjalan di atas air. Semua itu
adalah perbuatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh orang biasa.
dinding, terbang di udara, menyelam ke dalam tanah, berjalan di atas air. Semua itu
adalah perbuatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh orang biasa.
2.
Kekuatan
supernormal untuk membaca pikiran orang lain.
3.
Kekuatan
supernormal untuk mampu membimbing orang-orang sesuai dengan
tingkat batin mereka, demi kebaikan mereka sendiri, dengan menggunakan
cara-cara yang cocok untuk memperbaiki orang-orang tersebut.
tingkat batin mereka, demi kebaikan mereka sendiri, dengan menggunakan
cara-cara yang cocok untuk memperbaiki orang-orang tersebut.
Dua
kekuatan supernormal yang pertama tersebut jika dipertunjukkan untuk
mempengaruhi orang-orang demi kepentingan mereka sendiri, itu tidak berbeda
dengan pertunjukkan seorang pesulap. Seorang bhikkhu yang mempraktekkan
keajaiban duniawi semacam itu adalah sumber dari hal yang memalukan.
Perbuatan-perbuatan tersebut mungkin dapat mempengaruhi dan memenangkan
pengikut, tetapi hal-hal tersebut tidak membawa penerangan untuk membantu mereka
menuju akhir dukkha.
Jenis ketiga dari kekuatan supernormal, meskipun ia bisa disebut suatu ‘keajaiban’, tetapi ia dapat menolong orang-orang untuk bebas dari penderitaan. Inilah satu-satunya kekuatan supernormal yang pantas dipraktekkan.
Jenis ketiga dari kekuatan supernormal, meskipun ia bisa disebut suatu ‘keajaiban’, tetapi ia dapat menolong orang-orang untuk bebas dari penderitaan. Inilah satu-satunya kekuatan supernormal yang pantas dipraktekkan.
Satu-satunya
keajaiban yang harus dipertunjukkan adalah sebagai berikut: Bila engkau melihat
seseorang yang penuh dengan nafsu, keinginan, dan keserakahan maka ajarlah dia
untuk bebas dari nafsu, keinginan, dan keserakahan. Bila engkau melihat
seseorang yang diperbudak oleh kebencian dan kemarahan, maka pakailah kekuatanmu
untuk menolong dia mengendalikan kebencian dan kemarahannya. Bila engkau bertemu
dengan orang yang bodoh dan tidak dapat melihat kealamiahan yang sebenarnya dari
dunia (segala sesuatu di dunia adalah tidak kekal, mengecewakan, dan bukan milik
kita), maka gunakanlah kekuatanmu untuk menolong dia mengatasi kebodohannya. Ini
adalah ‘keajaiban’ berharga yang dapat
engkau pertunjukkan.
Nasihat
kepada Kevaddha ini diperluas pula sampai kepada peraturan Vinaya yang melarang
para bhikkhu untuk mempertunjukkan kekuatan-kekuatan gaib untuk mempengaruhi
orang-orang dan memperoleh pengikut, tanpa membantu mereka mencapai
pencerahan.
Hal ini
jelas pada kasus
Pindola Bharadvaja. Arahat Pindola Bharadvaja yang terkenal dengan
kekuatan-kekuatan batinnya. Seorang kaya yang ingin agar bhikkhu ini membuktikan
kekuatan batinnya, menaruh sebuah mangkuk indah diatas sebuah tempat yang tinggi
dan menantang orang-orang suci untuk dapat menurunkan mangkuk itu. Jika ia dapat
melakukannya, ia dapat memiliki mangkuk itu.
Pindola
Bharadvaja melayang naik dan membawa turun mangkuk tersebut dengan mudah. Ini
juga dilakukan untuk membuktikan kepada orang kaya tersebut bahwa terdapat
orang-orang suci di dunia ini, sebuah fakta yang tidak dipercaya oleh orang kaya
itu. Ketika Sang Buddha mengetahui kejadian ini, Beliau memanggil Pindola
Bharadvaja untuk membawa mangkuk tersebut. Beliau menghancurkan mangkuk itu
berkeping-keping di depan kumpulan para bhikkhu, dan berkata, “Tathagata tidak
senang pada demonstrasi kekuatan gaibmu. Kamu tidak pernah boleh memamerkan
kekuatanmu semata-mata untuk memukau orang-orang bodoh”.
Kita
berlatih rohani harus dapat membedakan hal yang baik dan buruk, hal yang membuat
rohani maju atau sebaliknya. Sehingga dengan demikian manfaat dari latihan
rohani akan kita dapat didalam kehidupan ini. Semakin kebencian, kegelisahan, kekhawatiran dan keserakahan berkurang dalam
batin kita yang akhirnya membuat batin tenang ,
setidaknya sedikit banyak kita mendapatkan manfaat latihan rohani kita.
SYARAT-SYARAT
MEDITASI
Syarat-syarat
untuk meditasi, antara lain:
1.
Berusaha
vegetarian minimal 3x seminggu, jika lebih banyak makin baik. Vegetarian berarti
kita harus makan sayuran atau menghindari mengkomsumsi hasil pembunuhan. Dengan bervegetarian tubuh akan lebih sehat
dan baik bagi latihan rohani. Dilihat dari anatomi atau susunan struktur tubuh
manusia, manusia memiliki struktur anatomi yang sama dengan hewan pemakan
tumbuhan. Hal dapat kita lihat sbb:
-
Mahkluk
pemakan daging memiliki gigi yang runcing tajam dan kuat sedangkan mahkluk
pemakan tumbuhan memiliki gigi yang rata dan kelihatan baik.
-
Mahkluk
pemakan daging susunan ususnya pendek sedangkan mahkluk pemakan tumbuhan ususnya
panjang. Manusia memiliki usus yang panjang.
-
Mahkluk
pemakan daging lidahnya menjulur panjang keluar sedangkan manusia lidahnya
pendek.
-
Mahkluk
pemakan daging minum air dengan cara menjilat sedangkan manusia dengan cara
menghisap.
Dilihat
dari anatomi tubuh manusia memang
seharusnya makan sayuran. Manusia memiliki kesadaran yang tinggi dari binatang
dengan kebijaksanaanya mereka dapat melihat dan belajar mengamati alam sehingga
akan timbul pandangan hidup yang benar.
Dalam Lankanvantara Sutra, Buddha Sakyamuni
mengatakan:”
“Semua
mahkluk pada mulanya berasal dari sumber yang sama dan telah mengelilingi
pengulangan lingkaran kelahiran dan kematian yang saling berhubungan dan telah
menjadi enam saudara dekat satu sama lainnya (ayah, ibu, anak, kakak, adik
laki-laki dan perempuan), oleh karena itu karena kita mencintai saudara kita,
kita tidak boleh makan daging”.
Kita
harus mengerti tentang hukum karma dan tumimbal lahir sehingga dengan demikian
kita bisa vegetarian tanpa paksaan tapi vegetarian dengan pandangan yang benar,
sehingga menimbulkan kebahagiaan didalam diri kita. Vegetarian merupakan sila
para Bodhisattva. Bodhisattva Maitreya pernah lahir sebagai pertapa yg
berpantang makan daging. Dewi Kwan Yin waktu lahir sudah tidak mau makan daging.
Jadi kita harus mengikuti jalan mereka. Pada awalnya mungkin tak terbiasa namun
lama-kelamaan kita akan terbiasa dengan memakan sayuran setiap
hari.
2.
Berusaha
menjalankan lima sila, lima sila yaitu:
a.
Berusaha
menghindari pembunuhan
b.
Berusaha
menghindari kata-kata yang tidak benar seperti berdusta, dsb.
c.
Berusaha
menghindari pencurian
d.
Berusaha
menghindari perbuatan asusila
e.
Berusaha
menghindari mengkomsumsi makan dan minuman yang melemahkan
kesadaran.
3.
Sebaiknya
hanya meditasi setengah jam saja setiap hari sesuai intruksi guru, karena
meditasi cahaya ini hanya meditasi kemudahan saja. Jika siswa ingin bermeditasi
berjam-jam dan serius berlatih rohani maka guru akan mengajarkan metode yang
lebih tinggi, yaitu Metode Pendengaran Bodhisattva
Avalokitesvara seperti yang tercantum dalam Surangama
Sutra.
4.
Sebaiknya
jangan menceritakan pengalaman batin kepada orang lain atau sesama murid karena
bisa menimbullkan banyak rintangan batin seperti kesombongan, irihati, dsb.
Pengalaman hanya boleh diceritakan kepada Guru.
5.
Selalu
intropeksi diri, menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga latihan rohani
bisa berhasil. Berlatih rohani jangan selalu melihat kebaikkan dan keburukkan
orang lain tapi melihat kekeliruan pikiran
sendiri seperti kata Guru Huineng
(Guru Zen) kepada muridnya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar